Sejarah Kesultanan Banten : Mengenal Nama-Nama Sultan Banten
Ketika kita mengingat, bahwa jaman telah berubah, dulu masih jaman kerajaan, tentu jauh dari kontoversi politik, sedangkan hal terburuknya, disaat salah satu keturunan mereka bersekutu dengan penjajah, lahirlah sebuah perang persaudaraan antar keturunan. Seperti halnya kerajaan Banten, salah satu keturunan Syarif Hidayatullah atau lebih dikenal dengan Sultan Gunung Jati, ada yang bersekutu dengan kolonial pada masa itu.
Baiklah, disini saya akan membahas daftar nama-nama sultan banten, bukan cuma itu, saya akan mengupas sedikit mengenai sejarah kerajaan Banten, mungkin ini perlu kamu ketahui, apalagi kalau kamu merupakan seorang kelahiran tanah Banten, terlebih jika kamu lahir di Kota Serang, karena disana lah letak kerajaan Banten.
Seperti kita ketahui, sebelum Indonesia menjadi negara Kepresidenan, mungkin kamu juga sudah mengetahui, dulu Indonesia adalah negara kerajaan. Kerajaan Maluku, Demak, Padjadjaran, Siliwangi, Banten, dan juga kerajaan-kerajaan lainnya yang pernah menduduki kekuasaanya pada masa Indonesia masih dalam negara kerajaan.
Daftar isi
Disini saya akan fokus terhadap kerajaan Banten, mungkin lebih jelasnya, saya mengulas daftar nama sultannya, namun akan lebih baik, jika saya mengulas sedikit mengenai sejarah kerajaan Banten, ya, walaupun hanya singkat saja.
Sejarah berdirinya Kerajaan/Kesultanan Banten
Tahu kah kamu, Banten adalah sebuah provinsi paling barat di Pulau Jawa, provinsi ini dulunya merupakan bagian dari Provinsi Jawa Barat, namun, setelah itu, akhirnya Banten bermekar menjadi Provinsi mandiri. Seperti salah satu warga asli Banten adalah saya, maka dari itu, saya patut mengetahui sejarahnya mengenai kesultanan Banten.
Dulu, kerajaan Banten memiliki wilayah, bukan hanya di Pulau Jawa saja, namun, kerajaan Banten menyebar luas hingga ke Pulau Sumatera, yaitu Lampung. Dengan dipimpinnya oleh Sultan Hasanuddin (Maulana Hasanuddin), dimana dia adalah sultan pertama putera Sunan Gunung jati.
Kerajaan Banten didirikan oleh Syarif Hidayatullah, kemudian, putera Syarif Hidayatullah, Maulana Hasanuddin, menjadi pemimpin pertama Kesultanan Banten. Tepat pada tahun 1528 masehi, Syarif Hidayat menguasai sebagian wilayah bagian barat pantai Utara Jawa pada masa itu, dia menundukkan kerajaan Pajajaran.
Kala itu, dilakukan penyerangan ke Pajajaran, adapun alasan penyerangan itu, karena pajajaran menolak penyebaran agama Islam dan penolakan pengakuan atas kerajaan Demak.
Pada akhirnya, kesultanan Banten resmi menjadi daerah kesultanan yang telah merdeka dari pimpinan kekuasaan Demak. Disitulah Sultan Hasanuddin Banten menjadi raja Banten, yaitu pada tahun 1521 - 1570 Masehi. Kemudian, Sultan Hasanuddin menikah dengan Puteri Raja Indraputera, Sumatera. Pereratan persahabatan kedua raja ini semakin kuat.
Masa itulah, Banten menjadi sebuah kesultanan atau kerajaan, seperti kita ketahui, Banten adalah sebuah kerajaan yang dimerdekakan dari Kerajaan Demak, jangan heran, jika adat Banten saat ini masih ada sedikit kecampuran dengan Demak, seperti bahasa, meskipun bahasa sunda, namun di Serang masih ada bahasa daerah jawanya.
Daftar lengkap nama-nama sultan Banten, beserta masa jayanya
Berikut ini beberapa nama-nama sultan Banten, dimana, sultan pertama yang menduduki kekuasaan kerajaan Banten adalah Sultan Maulana Hasanuddin, seperti yang di ceritakan di atas ya sob. Kemudian, tentu , Banten memiliki keturunan, dari Putera Sultan Hasanuddin Banten.
Nama-nama Sultan Banten
Nama Sultan | Nama Lain | Tahun |
---|---|---|
Sultan Syarif Hidayatullah | Sunan Gunung Jadi | Sultan ke-2 Cirebon |
Sultan Maulana Hasanauddin | Pangeran Sabakinking | 1552 - 1570 |
Sultan Maulana Yusuf | Pangeran Pasareyan | 1570 - 1585 |
Sultan Maulana Muhammad | Pangeran Sedangrana | 1585 - 1596 |
Sultan Abdul Mafakhir Mahmud Abdulkadir | Sultan Agung | 1596 - 1647 |
Sultan Abu Alma'ali Ahmad | Sultan Kilen | 1647 - 1651 |
Sultan Ageng Tirtayasa | Pangeran Surya'Pangeran Dipati | 1651 - 1683 |
Sultan Abu Nassar Abdul Qahar | Sultan Haji | 1683 - 1687 |
Sultan Abu al-Fadhl Muhammad Yahya | - | 1697 - 1690 |
Sultan Abu al-Mahasin Muhammad Zainulabidin | Kang Sinihun ing Nagari Banten | 1690 - 1733 |
Sultan Abdullah Muhammad Syifa Zainularifin | - | 1733 - 1750 |
Sultan Syarifuddin Ratu Wakil | Pangeran Syarifuddin | 1750-1752 |
Sultan Abu al-Ma'ali Muhammad Wasi | Pangeran Arya Adisantika | 1752-1753 |
Sultan Abu al-Nasr Muhammad Arif Zainulasyiqin | - | 1753 - 1773 |
Sultan Aliyuddin I | Abu al-Mafakhir Muhammad Aliyuddin | 1773 - 1799 |
Sultan Muhammad Muhyiddin Zainussalihin | - | 1799 - 1801 |
Sultan Muhammad Ishaq Zainulmuttaqin | - | 1801 - 1802 |
Caretaker Sultan Wakil Pangeran Natawijaya | 1802 - 1803 | |
Sultan Aliyuddin II | Abu al-Mafakhir Muhammad Aqiluddin | 1803 - 1808 |
Caretaker Sultan Wakil Pangeran Suramenggala | - | 1808 - 1809 |
Sultan Maulana Muhammad Shafiuddin | Muhammad bin Muhammad Muhyiddin Zainussalihin | 1809 - 1813 |
wikipedia |
Terjadinya perang saudara pada masa itu
Seperti yang sudah saya bilang di atas, ada kejanggalan yang terjadi pada masa kesultanan banten dulu, dimana, kala itu terjadi perang saudara yang di akibatkan perebutan kekuasaan. Tepat pada 1680, Sultan Ageng dan Puteranya, yaitu Sultan Haji (Sultan Abu Nashar Abdul Qahar), mereka berdua bersilisih karena masalah kekuasaan.
Perseteruan antara keduanya ini dimanfaat oleh VOC, sebagaimana yang telah di sebutkan di laman wikipedia, VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) yang membuat pertengkaran saudara itu tidak dapat di hentikan. VOC sendiri memberikan dukungan kepada Sultan Haji, putera dari Sultan Ageng.
Sultan Haji mengirimkan dua orang utusannya, menemui Ratu Inggris di London, pada tahun 1682, hal itu dilakukan untuk mendapatkan dukungan, dan juga mendapatkan bantuan persenjataan pada masa perselisihan tersebut.
Kesultanan Banten di hapus oleh Pemerintah Kolonial Inggris
Setelah Banten menjadi daerah kesultanan, kemudian terjadi puncak dan juga perang saudara. Tepat pada tahun 1808, Herman Willem Daendels, Gubernur Jenderal Hindia Belanda 1808-1810, memerintahkan pembangunan jalan raya pos, hal itu dilakukan untuk mempertahankan pulau jawa dari serangan inggris.
Daendels memerintahkan Sultan Banten untuk memindahkan ibukotanya, dimana Gubernur Jendral Hindia Belanda itu meminta Sultan Banten agar memindahkannya ke Anyer. Selain itu menyediakan tenaga kerja untuk membangun pelabuhan di Ujung Kulon.
Namun, Sultan menolak perintah itu, kemudian Daendels memerintahkan penyerangan ke Banten dan menghancurkan Istana Surosowan. Sultan beserta keluarganya pun di sekap di Puri Intan, lalu di penjarakan di Benteng Speelwijk.
Pada akhirnya, hal tersebut membuat Sultan Abul Nashar Muhammad Ishaq Zainulmutaqin di asingkan yang kemudian di buang ke Batavia (Jakarta). 22 November 1808, Daendels memberikan pengumuman dari Markasnya yang ada di Serang, dia mengumumkan bahwa, kesultanan Banten telah di serap ke wilayah Hindia Belanda.
Pada tahun 1813, Kolonial Inggris resmi menghapus Kesultanan Banten. Pada masa itu pula, Sultan Muhammad bin Muhammad Muhyiddin Zainussalihin di paksa turun tahta oleh Thomas Stamford Raffles.
Jadi, periwtiwa itulah yang membuat kesultanan Banten terhapuskan, namun tidak memungkinkan Banten hilang, hingga saat ini, sejarah itu masih ada di Serang, bekas-bekas kerajaan dulu masih ada hingga saat ini, kalian tahu kan, Menara Banten? Atau Masjid Agung Banten? Nah, itu merupakan peninggalan kerajaan dulu.
Kesimpulan
Kesultanan Banten adalah kerajaan Islam yang masa itu menjadi kesultanan besar di tanah Jawa. Masih banyak hal-hal yang belum saya jelaskan, namun, berdasarkan topik yang saya bahas, yaitu nama-nama Sultan Banten, jadi itu saja yang bisa saya sampaikan.
Akhir kata dari saya, semoga bermanfaat dan membuat kamu menjadi lebih banyak pengetahuan, selebih, bagi kamu masyarakat Banten, kamu tentunya perlu tahu sejarah kesultanan Banten, untuk itu, jangan lelah untuk membaca dan mencari pengetahuan, mengingat jaman ini telah berbeda dengan jaman kerajaan dulu, jadi, mencari informasi pun sangat mudah.
Refrensi : Wikipedia.com