Cerita Ngopi Pagi Sawit Kuat Indonesia Hebat, #SawitBaik Indonesia Sejahtera
Ketika pagi tiba, aku terus bangun dan merasa sangat senang, terdengar suara minyak “krecek-krecek” dari dapur membuat perutku berbunyi “kurubuk-kurubuk”, pas ke dapur, eh ternyata Ibu sedang memasak pisang goreng.
Aku langsung menyantap tanpa waktu lama, goreng pisang masih panas langsung ku ambil. Pas aku kunyah, aku merasa “Dunia milik sendiri”, betapa enaknya masakan ibu, walaupun hanya pisang goreng saja, tapi itu membuatku sangat gembira dan tak ingin melupakan enaknya masakan ibu di mulut dan di perut.
“Din, kamu kok belum ngapa-ngapain langsung menyantap makanan aja, cuci muka dulu napa” Kata Ibuku.
“Hehe, habisnya suara gorengannya kenceng banget Bu, dan perut aku langsung ngamuk, kaya pengen di ajak jalan-jalan aja, emang resepnya apa sih bu? Kok goreng pisangnya enak banget, sebelum aku makan juga udah kerasa enaknya di hidung” Kataku sambil mengunyah pisang goreng.
“Iya dong, pasti enak, masakan Ibu gitu lho, ya udah sono cuci muka dulu, gak baik lho din, baru juga bangun, nanti Ibu kasih resepnya” Ujar Ibuku.
“Baik bu, oya Bu, jangan lupa bikinin kopi ya, nanti kan habis cuci muka aku gak perlu bikin lagi, hehe” Kataku sambil cengengesan.
“Iya Ibu bikinin, ini bentar lagi gorengannya mateng”
Aku pun langsung cuci muka, kalian tahu gak? Aku cuci mukanya buru-buru banget, mungkin saja gak ke cuci semua tuh muka aku, habisnya sih pengen cepet makan goreng pisang buatan Ibu, pas tadi makan waktu bangun tidur, enak banget soalnya, makanya cuci muka aja buru-buru.
“Cepet banget din cuci mukanya, enggak bersih kali” Kata Ibu ku sambil bikinin kopi yang aku minta tadi.
“Hee, iya Bu, habis pengen cepet makan goreng pisang buatan Ibu, enak banget soalnya, apa sih Bu resep nya? Tadi katanya mau ngasih tahu” Kataku sambil bertanya.
“Iya Ibu kasih tahu, ini kopinya. Resepnya gak banyak dan gak ribet kok, ini juga bagus untuk Ibu kasih ke kamu, kan nanti kamu bisa masak” Kata Ibu.
“Iya Bu, makanya aku mau tahu resepnya” Aku sambil mengunyah goreng pisang, di tangan kanan dan kiriku memegang pisang goreng.
“Siapin tepung serta air, aduk hingga merata, dan pisangnya di iris biar tipis, aduk ke tepungnya, kasih sedikit garam biar ada rasa asin, dikit aja jangan banyak-banyak nanti ke asinan. Jangan lupa panasin minyaknya terlebih dahulu, dan minyak yang Ibu gunakan untuk memasak ini minyak kelapa sawit yang benar-benar murni” Resep dari Ibu.
“Semudah itu kah Bu? Kok kayanya gak ribet, tapi ini kerasa enaknya luar biasa di lidah ku bergoyang ini Bu” Kata-kataku sambil melihat Ibu sedang memasak pisgor.
Gak kerasa, ternyata sudah hampir 10 biji goreng pisang aku makan, rasa yang enak, membuat ku ingin terus memakannya tanpa berhenti, padahal cuma goreng pisang doang, resepnya juga gak ribet dan banyak, tapi rasanya, huh banget deh pokoknya.
“Ya, masak goreng pisang gak perlu ribet din, cukup segitu aja resepnya. Gimana enak kan masakan goreng pisang Ibu?” Kata Ibu sambil bertanya.
“Banget-banget Bu, ini aku habiss 10 biji, jadi 11 sama yang ini yang sedang aku makan”
“Hah kamu ini, dasar emang suka makan gak teratur”
“Aku kan si raja makan Bu, hehe, lagian pantes aku habis banyak, goreng pisangnya tuh membuatku serasa makan di restoran Jepang yang mahal-mahal gitu” Ujar kata-kata yang aku ucapkan.
“Iya dong, kamu perlu tahu, yang membuat masakan pisang ini lebih enak & nikmat itu dari minyaknya, makanya Ibu gak sembarangan pilih minyak, benar-benar menggunakan minyak yang berkualitas, apalagi kalau bukan minyak kelapa sawit, minyak yang di produksi dari buah kelapa sawit ini pilihan Ibu din, memasak jadi lebih ringan, cepat matang, dan akan terasa nikmat pada masakannya” Panjang lebar Ibuku.
“Oalah iya ya, pantesan aja nikmat pisang gorengnya, ternyata minyak yang Ibu gunakan yang diproduksi dari kelapa sawit toh” Mulutku berkata.
“Iya betul banget din, Ketimbang minyak dari bahan lainnya, Ibu lebih suka memasak menggunakan minyak kelapa sawit”
“Oya bu, katanya sawit itu sebagai penyumbang devisa tertinggi negara kita yang tercinta ini, apa benar Bu?” Tanya aku, tak lupa di tangan pisang goreng yang rasanya aduhay di mulut.
“Itu kamu tahu, betul banget yang kamu ucapkan, alasan lainnya kenapa Ibu memilih minyak kelapa sawit karena sawit berperan sebagai penyumbang tertinggi devisa negara Indonesia, jadi kalau sawit bisa dimanfaatkan dengan benar, negara kita juga jauh lebih baik dan lebih maju. Itu alasan lain kenapa Ibu tidak menggunakan minyak dari bahan lain selain sawit”
“Wah hebat banget ya Bu ternyata sawit, enggak cuma minyaknya saja yang benar-benar bisa membuat makanan enak, tapi juga sawit sebagai devisa tertinggi. Aku mau nanem sawit ah bu”
“Banget pokoknya, itulah kenapa Sawit Kuat Indonesia hebat. Oalah kamu ini ada-adanya, mau tanam dimana? Emang punya tanah?” Kata Ibu.
“Hehe enggak sih Bu, tapi kan Nusantara ini luas alamnya, subur juga tanahnya, coba aka kalau kita punya tanah, aku pasti nanem sawit soalnya manfaatnya itu yang membuat aku tertarik sama sawit, biar Indonesia lebih hebat maka sawit harus di perkuat, tapi sayangnya gak punya lahan” Kataku sambil mengeluhkan kepala.
Tiba-tiba...
“Ad’daw...” Goreng pisang yang ada di mulutku berhenti ku kunyah.
“Kenapa din?” Tanya Ibu.
“Liadhku kegigir Bu” Jawab aku.
“Hahaha, lagian pelan-pelan napa makannya” Kata Ibu sambil ketawa lepas.
“Ibuuu.... Malah ngetawain, ini sakit banget Bu lidah aku kegigit, udah enak-enak makan pisang goreng, malah kegigit” Kataku sambil sedikit murung.
“Hehe, iya maafin Ibu, habis kamu sih gak pelan-pelan. Yaudah habis ngopi pagi sambil makan pisang goreng buatn Ibu kamu anterin pisang goreng yang ini ke rumah nenek” Ibu memintaku buat nganterin pisang goreng.
“Oh iya Bu, yaudah sekarang aja mumpung masih pagi, mungkin nenek lagi ngopi juga” Kataku.
Kemudian ku lanjutkan nganterin pisang goreng ke rumah nenek. Nenek akupun sangat bergembira, dan beruntung dia sedang ngopi juga sambil masak nasi.
“Nenek nenek...” Kataku dari depan rumah nenek.
“Ada apa din” Jawab nenek.
“Ni goreng pisang buatan Ibu, uenakkk bangeuutttt nek, makan ya nek”. Ucap mulutku.
Nenek pun langsung ambil dan memakannya, dia pun merasakan enaknya pisang goreng yang aku kasih tadi buatan Ibu, menantunya nenek, wkwk.
“Din, ini pisang goreng buatan Emak mu? Enak banget, bener dah enak banget ni pisang goreng”. Kata nenek sambil merasakan enaknya pisang goreng.
“Oh iya dong nek, masakan buatan Ibu memang tak ada duanya” Kataku.
“Nenek mau resepnya dong, nanti nenek minta sama Ibu” Ujar lagi nenek ku.
“Hah nenek ini, nenek juga sering masak pisang goreng, perasaan sama aja resepnya yang tadi Ibu kasih ke aku, nenek juga sering memasaknya dengan resep itu” Kataku sambil menoleh.
“Masa sih din? Tapi kok ini enak banget din” Kata nenek.
“Yang membuat pisang goreng ini enak dari minyaknya nek, Ibu menggunakan minyak kelapa sawit, jadi membuat pisang goreng ini benar-benar matang maksimal, cepet juga matang nya, aku aja bangun tidur langsung menyantapnya” Kataku.
“Oh gitu, nenek sih jarang pake minyak sawit din”
“Makanya pakai minyak kelapa sawit, makanan jadi cepat matang, enak, dan membantu negara juga. Yaudah, Nurdin pulang dulu ya nek, kopiku belum habis soalnya” kataku sambil pergi.
“Iya, makasih pisang goreng nya din” kata nenek.
Akupun langsung pulang, dan langsung menyantap pisang goreng lagi, kalau dihitung lebih dari 30 pisang goreng aku santap di pagi itu. Benar ternyata aku merasakn sendiri bahwa memang sawit itu sungguh luar biasa, pantas saja jika Sawit Kuat Indonesia hebat, #SawitBaik Indonesia sejahtera.
Tamat
Demikian cerita saya di pagi hari itu, mengingat sawit berperan sebagai devisa tertinggi Indonesia, yuk budidayakan sawit agar Indonesia lebih hebat, sejahtera, kuat, dan maju.